Posted by : vino
Minggu, 05 November 2017
Hatsushimo (初霜) merupakan kapal keempat dari enam perusak kelas Hatsuharu, yang berlaga dalam Perang Pasifik. 3 kapal awal dibangun pada JFY 1931 dan 3 lainnya pada JFY 1933. Sisa 6 dari kelasnya dijadikan basis untuk kelas Shiratsuyu. Arti namanya adalah embun beku perdana.
Hatsushimo dibangun pada 31 Januari 1933, diperkenalkan pada 4 November 1933 dan ditugaskan pada 27 September 1934.
Begitu selesai, ia ditugaskan ke Armada Ke-2 IJN. Kala Perang Sino-Jepang kedua dari 1937, ia membantu pendaratan pasukan Jepang di Shanghai dan Hangzhou. Dari 1940, ia berpatroli dan membantu pendaratan pasukan Jepang di Cina Selatan dan berpartisipasi dalam invasi menuju Indochina Prancis.
Kala Perang Pasifik pecah, ia ditugaskan ke DesDiv 21 dari Desron 1 dari Armada Pertama IJN bersama Hatsuharu, Nenohi, dan Wakaba, dan menjaga perairan Jepang dalam patroli anti kapal selam. Dari akhir Januari 1942, menjadi bagian dari invasi ke Hindia Belanda yaitu "Operasi H", operasi pendaratan ke Kendari di Sulawesi pada 24 Januari, Makassar pada 8 Februari, serta Bali dan Lombok pada 18 Februari. Ia balik ke Sasebo Naval Arsenal pada akhir Maret untuk dirawat.
Dari Mei 1942, Hatsushimo ditugaskan di perairan utara, bersama Abukuma dan Desdiv 21 sebagai bagian dari Operasi AL guna mendukung Armada Utara pimpinan Laksamana Boshiro Hosogaya, berpatroli sekitar Attu, Kiska dan Kep. Amchitka hingga pertengahan Juli. Setelah balik dari Yokosuka, kembali melanjutkan misi transpor dan memperkuat posisi hingga Desember.
Kala balik ke Sasebo pada akhir 1942, senjata penangkis udara pom-pon diganti oleh penangkis udara berkaliber ganda 25mm tipe 96 senjata penangkis udara.
Hatsushimo kembali ke perairan utara dari Januari 1943, melanjutkan misi patrol dan memperkuat posisi Jepang yang ada di Kep. Aleutian. 26 Maret, ikut bertempur dalam Pertempuran Kep. Komandorski sebagai bagian dari Armada ke-5 IJN, namun gagal menemui Armada USN dari jarak jauh dengan torpedo. Bersama Nachi dan Maya mundur ke Yokosuka pada akhir Maret.
Hatsushimo kembali bergabung ke tempat yang sama pada pertengahan Mei, mengawal konvoi antara Paramushir dan Õminato hingga akhir Juni. Sebulan kemudian, berpartisipasi dalam evakuasi Aleutian sebagai bagian dari armada screening berisi perusak Wakaba, Naganami, Shimakaze dan Samidare. 26 Juli, Hatsushimo menabrak Wakaba di bagian belakang, dan ditabrak kembali oleh Naganami kala kabut tebal turun menyebabkan kerusakan yang lumayan. Kembali ke Yokosuka, turret X-nya diganti dengan penangkis udara 25mm dan Radar Tipe 22. Ia kembali berlaga pada pertengahan Oktober, dimana ia mengawal kapal induk ringan Ryūhō dan seaplane tender Chitose ke Singapura dan sebaliknya.
Dari 24 November, Hatsushimo mengawal kapal induk ringan Hiyō dari Kure menuju Truk via Manila, serta kembali ke Yokosuka bersama kapal induk ringan Unyō dan Zuihō pada akhir tahun.
Awal 1944, Hatsushimo langsung ditugaskan ke Armada Gabungan, dan melanjutkan misi pengawalan sekitar Yokosuka dan Truk. Kembali ke Sasebo pada 14 April, senjata penangkis udara 25mm dipasang bersama dengan Radar Tipe 22. Juni, ia berpartisipasi dalam Pertempuran Laut Filipina sebagai Armada Suplai Pertama, dan kembali mengawal sekitar Jepang dan Filipina selama September. Di Kure Naval Arsenal, penangkis udara 25mm dan Radar Udara Tipe 13 terpasang. Lalu kembali melanjutkan misi transpor dan mengawal ke Filipina selama November.
24 Oktober 1944, pasca Pertempuran Teluk Leyte, ia menyelamatkan 74 kru dari perusak Wakaba yang karam. Pada 15 November 1944, ditugaskan ke Armada Ke-2 IJN dan ditugaskan untuk mengawal antara Singapura dan Teluk Cam Ranh di Indochina Prancia hingg akhir tahun. Itu terjadi 2 hari pasca pemimpinnya Hatsuharu karam oleh serangan udara AS di laut dangkal sekitar Filipina.
Februari 1945 Hatsushimo mengawal kapal tempur Ise dan Hyūga dari Singapura menuju Kure kala Operasi Kita. Ketika di Kure, kembali dipasangi senjata penangkis udara berukuran 25mm. April 1945, menjadi bagian dari Armada Yamato kala Operasi Ten-Go. Yang mengejutkan, meski serangan udara Amerika kala itu benar-benar mengerikan, Hatsushimo justru lolos dari neraka dan setelahnya menyelamatkan kru dari Yamato, Yahagi dan Hamakaze.
Kemudian, ia ditugaskan ke Maizuru sebagai kapal latih dan penjaga area tersebut. Hingga suatu hari pada 30 Juli 1945, ia mengenai ranjau yang dijatuhkan dari udara kala diserang oleh pesawat USN dari TF38 di Teluk Miyazu, memaksa Hatsushimo mendaratkan kapalnya dengan 17 kru meninggal. Serangan inilah yang menjadikan Hatsushimo sebagai kapal perusak dan ke-129 sekaligus kapal terakhir yang karam kala Perang Pasifik berlangsung.
30 September 1945, Hatsushimo dihapus dari daftar militer. Reruntuhan kapalnya diangkat dan dipreteli sekitar 1948 dan 1949.
Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Japanese_destroyer_Hatsushimo_(1933) , http://line.me/ti/p/%40jcv1198d